Arus global tanpa kita sadari dalam era globalisasi ini berimbas pada
penggunaan dan keberadaan bahasa Indonesia di masyarakat. Penggunaan
bahasa di dunia maya, twitter misalnya, memberi banyak perubahan bagi
sturktur bahasa Indonesia yang oleh beberapa pihak disinyalir merusak
bahasa itu sendiri. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus
disikapi bersama termasuk dalam pengajarannya. Di era global dengan
berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seharusnya bisa
kita manfaatkan dalam pemertahanan bahasa Indonesia.
Menurut Pateda (1987) dalam interaksi sosial terjadi saling
pengaruh. Orang yang lebih aktif akan mendominasi interaksi itu. Dengan
kata lain, apabila sesuatu bahasa lebih banyak dipakai, maka bahasa itu
akan berkembang. Sebaliknya bahasa yang tidak banyak dipakai,
kosakatanya akan terdesak oleh pemakaian bahasa yang lebih dominan. Jika
hal ini berlangsung terus, maka kepunahan sesuatu bahasa sudah dapat
diramalkan. Dalam tulisan ini saya akan membahas tentang Pergeseran
Bahasa Indonesia dimana dewasa ini penggunaan bahasa Indonesia sudah
sangat minim penggunaannya terutama di kalangan remaja sekarang.
A. Pergeseran Bahasa
Beberapa kondisi cenderung dihubung-hubungkan terhadap pergeseran
bahasa. Kondisi yang paling mendasar barangkali adalah kedwibahasaan
(bilingualism). Tetapi patut diperhatikan dengan seksama bahwa
kedwibahasaan ini bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan
pergeseran bahasa. Kedwibahasaan tidak dengan serta merta menyebabkan
pergesaran bahasa, meskipun ini merupakan salah satu syarat terjadinya
pergeseran bahasa. Kasus-kasus pergeseran bahasa hampir seluruhnya
terjadi melalui alih generasi (intergenerasi). Maksudnya adalah
pergeseran bahasa memerlukan waktu lebih dari satu generasi.
Chaer dan Agustina (2004:142) mengemukakan bahwa pergeseran bahasa
menyangkut masalah penggunaan bahasa oleh seorang penutur atau
sekelompok penutur yang bisa terjadi sebagai akibat perpindahan dari
satu masyarakat tutur ke masyarakat tutur lain. Dengan kata lain,
pergeseran bahasa akan terjadi bila seorang atau sekelompok orang
penutur bahasa tertentu pindah ke tempat baru, yang mana bahasanya
berbeda , dan bercampur dengan mereka. Pendatang atau kelompok baru ini
harus menyesuaikan diri dengan ‘menanggalkan’ bahasanya sendiri, lalu
menggunakan bahasa penduduk setempat dan terjadi selama beberapa
generasi.
Bila satu kelompok baru datang ke tempat lain dan bercampur dengan
kelompok setempat, maka akan terjadilah pergeseran bahasa (language
shift). Kelompok pendatang ini akan melupakan sebagian bahasanya dan
‘terpaksa’ memperoleh bahasa setempat. Alasannya karena kelompok
pendatang ini harus menyesuaikan diri dengan situasi baru tempat mereka
berada. Selanjutnya kelompok pendatang ini akan mempergunakan dua
bahasa, yaitu bahasa nasional dan bahasa daerah setempat (Alwasilah,
1993). Sebagai contoh nyata saya selaku penulis juga mengalami sedikit
pergeseran bahasa setelah berhijrah dari pulau kalimantan ke pulau jawa
untuk menuntut ilmu dan alhasil pun saya harus beradaptasi dengan bahasa
sehari-hari masyarakat setempat.
B. Pemertahanan Bahasa
Secara umum pemertahanan bahasa dedefinisikan sebagai keputusan untuk
tetap melanjutkan pengunaan bahasa secara kolektif oleh sebuah komunitas
yang telah menggunakan bahasa tersebut sebelumnya (Fasold: 1984). Lebih
lanjut, Fasold juga menyatakan bahwa pemertahanan bahasa ini merupakan
kebalikan atau sisi yang berlainan dari pergeseran bahasa; yaitu di mana
sebuah komunitas memutuskan untuk mengganti bahasa yang telah
digunakannya atau memilih bahasa lain sebagai ganti bahasa yang telah
digunakannya.
Dibutuhkan sebuah komitmen dalam pemertahanan sebuah bahasa. Hal ini
dikarenakan tingkat kemajuan ilmu pengetahuan masyarakat yang semakin
maju, serta semakin banyak bahasa –bahasa asing masuk ke dalam kehidupan
masyarakat. Hal tersebut bisa kita lihat dari maraknya perusahaan yang
menyertakan kemampuan bahasa asing sebagai persyaratan utama untuk
menjadi pegawai ditempat tersebut. Hal sama juga terjadi didalam dunia
pendidikan, bahasa asing juga menjadi mata pelajaran wajib serta sebagai
syarat utama kelulusan. Namun dilain hal, bahasa nasional maupun daerah
kurang mendapat perhatian.
KESIMPULAN
Bergeser atau bertahannya sebuah bahasa, baik pada kelompok minoritas
maupun pada kelompok imigran transmigran dapat disebabkan oleh banyak
faktor. Hasil-hasil penelitian, menunjukkan bahwa faktor industrialisasi
dan migrasi (urbanisasi atau transmigrasi) merupakan faktor-faktor
utama. Salah satu faktor penting pemertahanan sebuah bahasa adalah
adanya loyalitas masyarakat pendukungnya. Dengan loyalitas itu,
pendukung suatu bahasa akan tetap mentransmisikan bahasanya dari
generasi ke generasi. Selain itu, faktor konsentrasi wilayah permukiman
oleh Sumarsono (dalam Chaer dan Agustina, 2004) disebutkan pula sebagai
salah satu faktor yang dapat mendukung kelestarian sebuah bahasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar