Rabu, 24 Desember 2014

Makalah Kebun Raya Bogor



Sejarah Kebun Raya Bogor






Kebun Raya Bogor didirikan pada tanggal 18 Mei 1817 oleh seorang botanis asal Jerman yang bernama Prof.Dr.C.G.C. Reinwardt. Awal pendirian kebun raya yang luasnya 87 hektar ini untuk melakukan penelitian manfaat berbagai tumbuhan serta koleksi tanaman yang bernilai ekonomi yang berasal dari kawasan Indonesia juga dari mancanegara.
Dari sekitar 50 jenis tumbuhan yang berhasil di introduksi di Kebun Raya Bogor. Salah satu tanaman yang kini berkembang menjadi ekspor utama Indonesia yaitu kelapa sawit atau Elaeis guineensis. Jenis tumbuhan asal Afrika Barat ini untuk pertama kalinya didatangkan ke Indonesia dan ditanam di Kebun Raya Bogor pada tahun 1848 kemudian menjadi induk bagi kelapa sawit yang tersebar diberbagai pelosok perkebunan di Asia Tenggara.
Kebun Raya Bogor sepanjang perjalanan sejarahnya mempunyai berbagai nama dan julukan, seperti
  • ’s Lands Plantentuin
  • Syokubutzuer (zaman Pendudukan Jepang)
  • Botanical Garden of Buitenzorg
  • Botanical Garden of Indonesia
  • Kebun Gede
  • Kebun Jodoh





10 Tumbuhan/Tanaman di Kebun Raya Bogor
1.      Maniltoa sp (sapu tangan)












Pohon Saputangan (Maniltoa grandiflora Scheff) mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Kandungan kimia yang terdapat pada pohon ini yaitu : daun buah dan kulit batangnya mengandung saponin, buah dan kulit batangnya mengandung tanin sedang daunnya mengandung flavonoida dan polifenol.Perbanyakannya melalui biji, stek batang, atau cangkok. Tinggi pohon ini mencapai 10 meter lebih. Manfaat dan habitatnya secara umum adalah digunakan sebagai tanaman peneduh jalan dan mengobati penyakit gangguan pencernaan, dan habitatnya adalah pada daerah tropis.

2.      Amherstia Nobilis Wall











Kakancingan merupakan tanaman hias pohon yang berumur tahunan. Nama ilmiahnya Amherstia nobilis Wall yang diturunkan dari nama tuan Amherst. Pertumbuhannya cepat, tingginya dapat mencapai 18 m. Daunnya tergolong daun majemuk bersirip genap. Daun-daun mudanya menggantung,
3.      Koompassia excels (Kempas)











Pohon ini juga sering disebut sebagai Pohon Raya, karena memiliki banir yang sangat besar. Ciri dari pohon kempas ini yaitu, tata daunnya alternate distichous dengan komposisi daun majemuk menyirip ganda 1, memiliki buah legum , pohon atau habitus yang tinggi besar dengan batang silindris membulat, memiliki akar banir yang berbentuk pipih dan berliuk-liuk seperti ular, kulit kayunya licin dan berkulit putih. Pohon yang mempunyai tinggi ± 50 meter ini berasal dari Kalimantan dan merupakan pohon yang sangat dilindungi karena bermanfaat untuk masyarakat, dan sebagai tempat bersarangnya lebah madu,serta jumlahnya yang mulai langka akibat adanya illegal loging.

4.      Teratai Raksasa












Teratai ini berasal dari hutan rawa Amazon. Tanaman ini memiliki daun lebar bulat dan tebal. Beberapa daun mengapung dan tumbuh dari bongkol yang sama. Daun mengapung dengan keseimbangan yang baik, bahkan dapat menampung berat mencapai 25 kg.

5.      Pterocarpus indicus (Kayu Merah)











Kayu merah memiliki ciri khas buah bersayap, banyak ditanam di tepi jalan, bergetah merah. Pohon ini ditanam pada tahun 1855. Cara memperbanyaknya dengan stek batang. Memiliki sifat tunas, yaitu mempunyai model yang sama dengan induknya dan langsung mengarah vertikal. Terjadi grafting root, yaitu penyatuan akar antara 2 akar yang sejenis (di daerah tropika), untuk mengurangi unsur hara yang tercuci atau dengan kata lain untuk melindungi unsur hara.

6.      Intsia Bijuga (Merbau)












Merbau tumbuh di Papua dengan sebutan kayu besi dan banyak ditebang untuk bahan kontruksi bangunan. Kulit batangnya mengelupas seperti damar.




7.      Harpulia sphaeroloba (Harpulia)











Memiliki ciri-ciri, yaitu daunnya majemuk ganda 1, memiliki buah arillus. Buahnya yang dimakan merupakan arillusnya.
8.      Aglaia elliptica Blume












Aglaia merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis sampai iklim sedang dan termasuk dalam famili Malliaceae. Tanaman aglaia memiliki daerah hidup dengan berbagaia jenis kondisi tanah dengan ketinggian 0 hingga 2,000 meter diatas permukaan laut. Tanaman aglaia tumbuh di hutan primer, hutan sekunder, rawa, sisi jalan maupun bantaran sungai dan tersebar dari India Selatan dan Sri Langka melalui Myanmar sampai ke Kepulauan Solomon, Fiji dan Samoa. Kawasan Sumatra ditemukan 38 jenisPemanfaatan beberapa jenis Aglaia yang telah dikenal antara lain: kayunya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, buahnya dapat dimakan, sedang bunga dari Aglaia odorata dimanfaatkan sebagai teh dan bahan parfum karena baunya harum. Beberapa jenis Aglaia juga telah dimanfaatkan pada pengobatan tradisional, antara lain daunnya digunakan untuk mengobati luka, demam, sakit kepala, asma, dan sebagai tonik setelah melahirkan (Heyne 1987).
9.      Eichornia Crassipes (Eceng Gondok)












Eceng Gondok yang bahasa latinnya bernama Eichornia Crassipes, merupakan gulma air yang sering bikin gondok para petani, karena tumbuh di sawah berebut unsur hara dengan tanaman budidaya (padi).  Juga sering bikin kesel petugas ulu-ulu karena menjadi biang mampet saluran air dan pendangkalan.

10.  Teratai Bunga Merah












Teratai (Nymphaea) adalah nama genus untuk tanaman air dari suku Nymphaeaceae. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai water-lily atau waterlily. Di Indonesia, teratai juga digunakan untuk menyebut tanaman dari genus Nelumbo (lotus). Pada zaman dulu, orang memang sering mencampuradukkan antara tanaman genus Nelumbo seperti seroja dengan genus Nymphaea (teratai). Pada Nelumbo, bunga terdapat di atas permukaan air (tidak mengapung), kelopak bersemu merah (teratai berwarna putih hingga kuning), daun berbentuk lingkaran penuh dan rimpangnya biasa dikonsumsi.

 20 Spesies Hewan di Kebun Raya Bogor

















































                       








Penjelasan
1.      Kuau
Kuau adalah unggas yang tergabung dalam marga Argusianus. Terdapat dua jenis kuau: kuau raja (Argusianus argus) dan kuau bergaris ganda (Argusianus bipunctatus). Keduanya berasal dari Kepulauan Nusantara. Kuau bergaris ganda tidak pernah ditemukan di alam, deskripsinya didasarkan pada sejumlah bulu yang dikirim ke London dan dipertelakan pada tahun 1871. IUCN memasukkannya dalam status punah.
Burung ini suka hidup di kawasan hutan, mulai dari dataran rendah sampai pada ketinggian sekitar 1300m di atas permukaan laut. Penye­baran burung ini adalah di Sumatera dan Kalimantan. Juga terdapat di Asia Tenggara.Mereka jarang dijumpai di hutan sekunder dan bekas tebangan sampai ketinggian 1.300 meter dpl. Makanannya terdiri dari buah-buahan yang jatuh, biji-bijian, siput, semut dan berbagai jenis serangga. Burung ini juga suka mencari sumber air untuk minum sekitar jam sebelas siang.

2.      Bekantan
Nama ilmiahnya Nasalis larvatus adalah sejenis monyet berhidung panjang dengan rambut berwarna coklat kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal monyet Nasalis.
Ciri-ciri utama yang membedakan bekantan dari monyet lainnya adalah hidung panjang dan besar yang hanya ditemukan di spesies jantan. Fungsi dari hidung besar pada bekantan jantan masih tidak jelas, namun ini mungkin disebabkan oleh seleksi alam.
Monyet betina lebih memilih jantan dengan hidung besar sebagai pasangannya. Karena hidungnya inilah, bekantan dikenal juga sebagai monyet Belanda. Dalam bahasa Brunei (kxd) disebut bangkatan.
Bekantan jantan berukuran lebih besar dari betina. Ukurannya dapat mencapai 75 cm dengan berat mencapai 24 kg. Monyet betina berukuran 60 cm dengan berat 12 kg. Spesies ini juga memiliki perut yang besar, sebagai hasil dari kebiasaan mengonsumsi makanannya. Selain buah-buahan dan biji-bijian, bekantan memakan aneka daun-daunan, yang menghasilkan banyak gas pada waktu dicerna. Ini mengakibatkan efek samping yang membuat perut bekantan jadi membuncit.
Bekantan merupakan maskot fauna provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan dan penangkapan liar yang terus berlanjut, serta sangat terbatasnya daerah dan populasi habitatnya, bekantan dievaluasikan sebagai Terancam Punah di dalam IUCN Red List. Spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix I.

3.      Badak Jawa
badak bercula-satu kecil (Rhinoceros sondaicus) adalah anggota famili Rhinocerotidae dan satu dari lima badak yang masih ada. Badak ini masuk ke genus yang sama dengan badak india dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja. Badak ini memiliki panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak ini lebih kecil daripada badak india dan lebih dekat dalam besar tubuh dengan badak hitam. Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Badak ini pernah menjadi salah satu badak di Asia yang paling banyak menyebar. Meski disebut "badak jawa", binatang ini tidak terbatas hidup di Pulau Jawa saja, tapi di seluruh Nusantara, sepanjang Asia Tenggara dan di India serta Tiongkok. Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang. Badak ini kemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi. Populasi 40-50 badak hidup di Taman Nasional Ujung Kulon di pulau Jawa, Indonesia. Populasi badak Jawa di alam bebas lainnya berada di Taman Nasional Cat Tien.








4.      Trenggiling
Trenggiling biasa (Manis javanica syn. Paramanis javanica) adalah wakil dari ordo Pholidota yang masih ditemukan di Asia Tenggara. Hewan ini memakan serangga dan terutama semut dan rayap. Trenggiling hidup di hutan hujan tropis dataran rendah. Trenggiling kadang juga dikenal sebagai anteater.
Bentuk tubuhnya memanjang, dengan lidah yang dapat dijulurkan hingga sepertiga panjang tubuhnya untuk mencari semut di sarangnya. Rambutnya termodifikasi menjadi semacam sisik besar yang tersusun membentuk perisai berlapis sebagai alat perlindungan diri. Jika diganggu, trenggiling akan menggulungkan badannya seperti bola. Ia dapat pula mengebatkan ekornya, sehingga "sisik"nya dapat melukai kulit pengganggunya.
Trenggiling terancam keberadaannya akibat habitatnya terganggu serta menjadi obyek perdagangan hewan liar.

5.      Luwak
Musang luwak adalah hewan menyusu (mamalia) yang termasuk suku musang dan garangan (Viverridae). Nama ilmiahnya adalah Paradoxurus hermaphroditus dan di Malaysia dikenal sebagai musang pulut. Hewan ini juga dipanggil dengan berbagai sebutan lain seperti musang (nama umum, Betawi), careuh bulan (Sunda), luak atau luwak (Jawa), serta common palm civet, common musang, house musang atau toddy cat dalam bahasa Inggris.
Musang bertubuh sedang, dengan panjang total sekitar 90 cm (termasuk ekor, sekitar 40 cm atau kurang). Abu-abu kecoklatan dengan ekor hitam-coklat mulus.
Sisi atas tubuh abu-abu kecoklatan, dengan variasi dari warna tengguli (coklat merah tua) sampai kehijauan. Jalur di punggung lebih gelap, biasanya berupa tiga atau lima garis gelap yang tidak begitu jelas dan terputus-putus, atau membentuk deretan bintik-bintik besar. Sisi samping dan bagian perut lebih pucat. Terdapat beberapa bintik samar di sebelah tubuhnya.
Wajah, kaki dan ekor coklat gelap sampai hitam. Dahi dan sisi samping wajah hingga di bawah telinga berwarna keputih-putihan, seperti beruban. Satu garis hitam samar-samar lewat di tengah dahi, dari arah hidung ke atas kepala.
Hewan betina memiliki tiga pasang puting susu.





Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar