Salah Nalar
Salah nalar merupakan Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan
yang salah, keliru, atau cacat. Dalam proses berpikir sering sekali
kita keliru menafsirkan atau menarik kesimpulan, kekeliruan ini dapat
terjadi karena faktor emosional,kecerobohan,atau ketidaktahuan.
Contoh salah nalar : Emilia, seorang alumni STIE Serelo Lahat, dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Oleh sebab itu, Halimah seorang alumni STIE Serelo Lahat, tentu
dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.Macam-macam Salah Nalar
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang tepat pada sasarannya, oleh
karena itu dalam berkomunikasi perlu kita perhatikan kalimat dalam
berbahasa Indonesia secara cermat. Sehingga salah nalar dapat
terminimalisasikan. Ada beberapa macam salah nalar,yakni sebagai berikut
:
1. Deduksi yang salah
2. Analogi yang Salah
3. Penyamarataan Para Ahli
4. Meniru yang SudahAda
5. Argumentasi Bidik Orang
6. Penyebab yang Salah Nalar
7. Pemilihan Terbatas
8. Generalisasi Terlalu Luas
Salah Nalar dalam Komunikasi Penyampaian berita yang dsampaikan
sering sekali terjadi kesalahan dalam berpikir, sehingga dapat
mengakibatkan kesalahan dalam nalar bagi penerima berita. Kekurang
cermatan jurnalis dalam melihat hubungan logis antara satu fakta dengan
fakta lain dalam konteks hubungan sebab-akibat, dan kekurang cermatan
itu kemudian dituangkan dalam teks berita, bisa menyesatkan “logika”
pemirsa. Ketika pemirsa menganggap teks yang dihasilkan jurnalis itu
sebagai sebuah kebenaran, maka kesesatan logika pun jadi dianggap benar.
Fakta berupa pernyataan yang mengandung salah nalar atau sesat logika
memang bisa saja berasal dari narasumber. Bisa saja narasumber sengaja
untuk kepentingan tertentu, atau tak sengaja karena sebab tertentu.
Wartawan sering menghadapi persoalan salah nalar ini ketika
mengumpulkan fakta di lapangan atau sewaktu mewawancarai seseorang untuk
memperoleh kesaksian atau pendapat tentang suatu peristiwa. Salah nalar
(fallacy) ialah gagasan, perkiraan, kepercayaan, atau kesimpulan yang
keliru. Berikut ini dipaparkan sejumlah salah nalar:
Deduksi yang salah : kesimpulan yang salah dalam silogisme yang salah
satu premisnya tidak memenuhi syarat. Kesimpulan yang salahakan
mengarahkan wartawan mengumpulkan fakta yang salah. Akibatnya tulisan
yang disusun pasti slah pula
Generalisasi yang terlalu luas : disebut juga induksi yang salah karena jumlah percontohannya tidak memadai.
Pemikiran “Atau ini” dan “Atau itu” :berpangkal pada keinginan untuk melihat masalah yang rumit dari dua sudut pandang saja.
Salah nilai atas penyebab : generalisasi induktif disusun berdasarkan
pengamatan sebab dan akibat, tapi kita kadang tidak menilai sebab suatu
peristiwa atau hasil dengan teliti.
Analogi yang salah : analogi adalah usaha perbandingan dan merupakan
upaya yang berguna untuk mengembangkan perenggang. Akan tetapi analogi
tidak membuktikan apa-apa dan analogi yang salah dapat mnyesatkan
logika.
Penyampaian masalah : penilaian terhadap suatu masalah bisa mengandung
salah nalar apabila dilatorbelakangi oleh suatu sikap penolakan
terhadap pendapat lain namun tanpa didukung oleh argumentasi yang logis.
Pembenaran masalah lewat pokok sampingan : salah nalar muncul jika
argumentasi menggunakan pokok-pokok pikiran yang tidak langsung atau hal
yang remeh temeh untuk membenarkan pendiriannya.
ArgumentasiAd Hominem : terjadi jika kita dalam argumentasi melawan orangnya buka masalahnya.
Imbauan pada keahlian yang patut disangsikan : jika wartawan menemukan
narasumber yang mengandalkan pihak lain untuk membenarkan pendapatnya
sendiri.
Non sequitur : salah nalar ini mengambil kesimpulan berdasar premis yang tidak ada sangkut pautnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar