Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan
hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri
seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah
kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang.
Ketika
seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri
(inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan
dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika
keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah
seseorang lahir menjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar
atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh dan
berkembang dari dalam diri seseorang
Kebanyakan orang masih banyak berpikir bahwa pemimipin yang baik
mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting misalnya, kharisma,
pandangan ke depan, daya persuasi, dan intensitas. Dan memang, apabila
kita berpikir tentang pemimpin yang heroik seperti Napoleon, Washington,
Lincoln, Churcill, Sukarno, Jenderal Sudirman, dan sebagainya kita harus
mengakui bahwa sifat-sifat seperti itu melekat pada diri mereka dan telah mereka
manfaatkan untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. kepemimpinan sejati adalah
kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati (humble).
Secara
filosofis ada suatu pendapat dari James McGreror Burns yang membedakan
kepemimpinan transaksionil dan transformasionil. Kepemimpinan transaksionil
merupakan usaha menjalankan proses kepemimpinan sedemikian rupa sehingga
sebagian besar pihak terpuaskan. Dengan kata lain kepemimpinan merupakan proses
bertransaksi sehingga semua merasa untung dan bahagia karena apa yang
dikehendaki didapatkan. Dengan cara seperti ini kepemimpinan yang ada
dipertahankan karena kehadirannya menjaminkan adanya transaksi yang paling
menguntungkan. Orang-orang serupa ini akan sulit menjadi pemimpin yang melayani
dan memberdayakan.
kepemimpinan yang menekankan gerak
maju atau perubahan dari setiap pihak dan dari organisasinya. Di dalam
menjaminkan tranformasi atau perubahan berkualitas ini, bila perlu diambil
resiko-resiko seperti konflik atau pertentangan terbuka. Bila perlu, corak
transaksi memang dapat dipergunakan, namun bukan semata-mata demi didapatkan
rasa senang dan rasa beruntung pada semua pihak, namun demi tercapainya
perubahan dan perkembangan. Disebut
Kepemimpinan yang bercorak
transformasionil.
SEBELAS
AZAS KEPEMIMPINAN
1. Taqwa, ialah beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat
kepada-Nya.
2.
Ing Ngarsa
Sung Tulada, yaitu memberi suri tauladan
dihadapan anak buah.
3.
Ing Madya
Mangun Karsa, yaitu ikut bergiat serta menggugah
semangat ditengah-tengah anak buah.
4. Tut Wuri Handayani,
yaitu mempengaruhi dan memberi dorongan dari belakang kepada anak buah.
5. Waspada Purba Wisesa, yaitu selalu waspada mengawasi, serta sanggup dan memberi
koreksi kepada anak buah.
6. Ambeg Parama
Arta, yaitu dapat memilih dengan tepat
mana yang harus didahulukan.
7. Prasaja,
yaitu tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan.
8. Satya, yaitu sikap loyal yang selalu timbal balik dari atasan
terhadap bawahan dan bawahan terhadap atasan dan kesamping.
9. Gemi Nastiti,
yaitu kesadaran dan kemampuan untuk membatasi penggunaan dan pengeluaran segala
sesuatu yang benar-benar diperlukan .
10. Belaka, yaitu kemauan, kerelaan dan keberanian untuk
mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya.
11. Legawa, yaitu kemampuan, kerelaan dan
keihlasan untuk pada saatnya menyerahkan tanggung jawab dan kedudukan kepada
generasi berikutnya.
Kesimpulan
Jadi pemimpin
bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu
yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang. Dan untuk menjadi seorang
pemimpin tentu harus mempunyai sikap dan sifat yang terpuji agar bisa menjadi
panutan bagi pengikutnya.
Referensi
1.
^ Nurkolis, "Manajeman Berbasis
Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi", Grasindo, 2003, 9797322084,
9789797322083.
2.
^ a b John Adair,
"Cara Menumbuhkan Pemimpin", Gramedia Pustaka Utama, 9792234276,
9789792234275.
3.
^ Achmad S.
Ruky, "Sukses Sebagai Manajer Profesional Tanpa Gelar MM atau MBA",
Gramedia Pustaka Utama, 2002, 9796869705, 9789796869701.
5.
^ a b c Perilaku
Organisasi 2(ed. 12) HVS, "Perilaku Organisasi 2 (ed. 12) HVS",
Penerbit Salemba, 9796914603, 9789796914609.